Bangkalan – Di tengah semangat merawat warisan budaya yang kian tergerus zaman, Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, menegaskan jati dirinya sebagai penjaga tradisi lewat gelaran Lomba Layangan yang akan berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Ajang ini bukan sekadar hiburan rakyat, melainkan juga manifestasi nyata dari semangat kolektif masyarakat dalam merawat identitas lokal, tercermin melalui nilai gotong royong, jiwa kebersamaan, serta kecintaan terhadap permainan tradisional yang telah mengakar kuat di dalam budaya Madura."
Lomba akan diselenggarakan di Balai Desa Perreng dengan waktu pelaksanaan mulai pukul 08.00 WIB. Untuk mendukung kelancaran acara, peserta diharapkan hadir sebelum jadwal dimulai. Biaya pendaftaran ditetapkan sebesar Rp15.000 per layangan. Sebuah nilai yang dirancang agar tetap aksesibel bagi seluruh lapisan masyarakat.
Panitia memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat dari berbagai lapisan untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini, dengan tetap mengedepankan prinsip fair play dan sikap saling menghormati.
Sebagai upaya menjunjung sportivitas dan menjaga standar kompetisi, panitia menetapkan serangkaian aturan teknis yang bersifat wajib bagi setiap peserta:
1. Dilarang menggunakan layangan pabrikan atau produk jadi (sukoi); hanya layangan hasil rakitan mandiri yang diizinkan.
2. Pemakaian senar pancing atau kenur tidak diperkenankan.
Baca juga:
3. Kaki joki wajib berada di dalam ban yang telah disiapkan panitia; keluar dari batas berarti pelanggaran.
4. Layangan yang jatuh atau tersangkut secara otomatis dinyatakan didiskualifikasi.
5. Ukuran minimal layangan yang dilombakan adalah 70 cm. Apabila saat dipanggil sebanyak tiga kali layangan tidak berada di arena, peserta akan didiskualifikasi.
Bagi para pecinta layangan yang ingin turut serta dalam kompetisi bergengsi ini, panitia membuka jalur pendaftaran melalui dua kontak resmi. Pendaftaran dapat dilakukan dengan menghubungi Royan Khaled di nomor 0813-3445-1429, atau Rizki Maulana di nomor 0857-8563-1154. Kedua kontak tersebut siap memberikan informasi lengkap terkait teknis pelaksanaan lomba maupun ketentuan keikutsertaan peserta.
Agenda kompetitif ini bukan sekadar panggung adu kreativitas di langit terbuka, melainkan juga wujud nyata pelestarian budaya yang membangkitkan kembali semangat tradisi, sportivitas, dan kebersamaan di tengah laju perubahan zaman. "Lebih dari sekadar perlombaan, helatan ini menjelma menjadi simbol hidupnya budaya yang terus berdetak dalam nadi masyarakat. Ia merepresentasikan keindahan ekspresi lokal, daya cipta generasi muda, dan tekad kolektif untuk menjaga keseimbangan antara akar tradisi dan arus kemajuan.
Di langit Desa Perreng, layang-layang tidak sekadar mengudara; mereka akan menari, bertarung, dan mengisahkan cerita tentang sebuah komunitas yang setia merawat warisan, menjaga marwah, dan membingkai kebanggaan budaya dalam setiap helai benangnya.
Warga, pengunjung, dan pencinta budaya pun diajak hadir dan menyaksikan pertunjukan angin ini, sebuah peristiwa yang menawarkan lebih dari sekadar kompetisi: sebuah selebrasi atas imajinasi, keberanian, dan kebersamaan dalam bingkai kearifan lokal.
BUDI MR.ID
